Sabtu, 04 Februari 2012

Inilah Jalan Hidup Kami bagian 2


Diambil dari
"Suplemen Petualang GEMA, 31 Oktober 1995, Kolom JEJAK"

T: Kapan tepatnya anda dilantik menjadi anggota Mapala?

Tepatnya pada 1966, ketika saya melepaskan jabatan Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pagi masa jabatan saya habis, siang harinya langsung dilantik ditempat atas permintaan sendiri oleh Ketua Mapala Edhy Wuryantoro di Taman Fakultas Sastra dekat Empang, Rawamangun.

Setelah itu pada tahun 1967-1969 saya berangkat ke pedalaman Irian untuk melakukan Riset Anthropologi guna keperluan Skripsi saya selama kurang lebih dua tahun saya tinggal bersama dengan masyarakat Dani, sampai—sampai saya terbiasa dengan kegiatan keseharian mereka, mulai dari berbicara,makanan dan mengenakan koteka (sesekali)

T: Menurut anda sejak kapan istilah Pencinta Alam muncul?

Istilah Pencinta Alam tercetus denan sendirinya secara alami. Sebab yah . . . “that’s what we are doing” itulah yang kami lakukan

Menurut saya dunia kepencinta alaman lebih bersifat Filosofis dan merupakan “Way of Life” yang harus benar-benar dihayati. Bagi saya pribadi dunia kepencita alaman ‘ya itu tadi merupakan “way of life“ kami.

T: Pengalaman yang paling berkesan selama melakukan petualangan?

Saya sangat tersan ketika melakukan Pendakan yang pertama kepuncak Jaya, ini merupakan Ekspedisi pendobrak dan ekspedisi pertama Mapala UI ke Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya pada 1972. Pada waktu itu walaupun Rektor kami (Prof.Soemantri Brojonegoro) yang merangkap Menteri Pertambangan pada awalnya sempat khawatir, pasalnyabeliau—yang pernah menyaksikan jajaran pegunungan Jaya wijaya dari helicopter—mengatakan betapa sukarnya gunung tsb didaki dan berisiko sangat tinggi. Tetapi karena kami berhasil meyakinkan beliau akhirnya kami diizinkan berangkat. Yang paling mengesankan buat saya adalah ketika perjalanan memasuki hari keempat. Dari tempat tsb kami dapat melihat dari kejauhan gumpalan salju pada Pegunungan Jaya wijaya. Spontan saya tidak dapat menahan cucuran air mata saya melihat hal tsb. Rasa haru dan bangga menyelimuti perasaaan kami semua. Apalagi ketika kami berhasil menggapai puncak yaitu : Puncak Jaya, Puncak Tengah (“Middle Peak”) dan Carstens Timur.

(Foto Ekspedisi Pertama Mapala UI ke puncak Jaya 1972)


Kegiatan selain mendaki gunung?

Selain mendaki gunung saya pernah juga melalukan kegiatan Arung Jeram di sungai Citarum (awal thn 1970-an) dari 11 x, lima kali saya terpental dari perahu, dan sampai saat ini saya tidak pandai berenang. Selain itu juga kegiatan panjat tebing dan yang berhubungan dengan kegiatan dialam bebas.

(Foto:1976 Bersama Karina Arifin ,istri Norman Edwin latihan di Citatah.)

T:Apa yang dilakukan untuk menerapkan rasa cinta alam kepada keluarga, terutama pada anak?

( Foto1989 bersama keluarga di Arcopodo)

Setiap ada waktu senggang (liburan)saya selalu mengajak keluarga saya(anak dan istri) untuk bermain di alam, seperti kemping dan mandaki gunung. Sebab menurut saya, untuk dapat mengenal, mempelajari,mengerti segala sesuatu tentang alam, sampai ahirnya kita mau menghargai alam harus terjun langsung ke alam atau bersifat “by doing and by feeling”

Lihat halaman sebelumnya : Inilah Jalan Hidup Kami bagian 1

Diambil dari "Suplemen Petualang GEMA, 31 Oktober 1995, Kolom JEJAK"


Tidak ada komentar: