Selasa, 13 Desember 2011

Pesan






(Dengan Bahasa Indonesia sehari-hari)

Terima kasih buat Mira Lesmana dan Riri Riza yang telah bersusah payah membuat film GIE, yang sudah beredar kemana-mana.

Buku terbitan pertama Mei 1983 yang terpendam semasa Pak Harto, sudah diangkat kembali (Mei 2005) dengan terbitnya edisi bersampul depan gambar Nico dengan A-Mild.


Presents SHG,cetakan ke-7, sesuai gaya hidup dan selera masa kini.( … yang mana kabarnya Korupsi sudah membudaya….). Tulisan didalamnya (dengan tambahan tulisan Mira & Riri, serta gambar cuplikan2 film) masih tidak berobah dan dapat menjadi Sumber Inspirasi bagi Generasi Muda yang tertarik untuk membaca tulisan2 dan pemikiran2 Soe Hok-gie, setelah nonton Film GIE.



Seperti halnya tulisan RA Kartini: Habis Gelap Terbitlah Terang yang dapat menerobos Nilai2 bahwa wanita harus berada dirumah & dapur pada awal 1900. Maka tulisan2 & pemikiran Soe Hok-gie dalam Catatan Seorang Demonstran, Zaman Peralihan dll.dapat menerobos TIRANI pada 1966. Adapun Nilai2 dan Pemikiran Soe Hok-gie merupakan Asset Bangsa yang berguna sebagai dasar Nation & Character Building Bangsa Indonesia untuk menumpas Korupsi dan Kemunafikan.


Film ini sangat bermanfaat karena bisa menjembatani Masa kami”teman2 SoeHok-gie” thn 1966 dengan Masa Sekarang 2011 yang berjarak 45 tahun kejadian pada generasi kami 1966 seperti digambarkan dalam film ini masih sangat relevant dengan kejadian pada masa generasi sekarang.- dan ini tidak berhenti disini saja. Sebab Sejarah Indonesia selalu berada diujung tombak, lihatlah pada masa 1966 demikian pula masa Reformasi. Adapun Mahasiswa selalu Kritis, Objective dan Independent, dan hal ini merupakan suatu Moral Force yang ampuh.

Soe Hok-gie termasuk Personifikasi seseorang yang idealis, tanpa pamrih, berani, jujur, gigih membela kebenaran dan keadilan atas prinsip peri kemanusiaan seperti dipaparkan dalam Film ini merupakan Pandangan yang segar untuk masa sekarang dimana banyak orang sudah apatis.

Beberapa teman Soe Hok-gie dan saya bukan hanya mau sekedar bernostalgia dan bicara tentang “War Stories” di masa yang lalu yang sudah lewat dan merupakan Sejarah.
Akan tetapi berpikir tentang langkah selanjutnya, yaitu ingin membuat sebuah Forum yang melibatkan generasi sekarang dimana kita bisa berdialoog dan menghidupkan kembali Jiwa Keberanian , Kejujuran dan Semangat Soe Hok-gie yang berapi2 untuk berbhakti demi kemajuan Nusa-Bangsa, Negara dan Tanah Air kita tercinta, Indonesia.

Awal tahun ini Dept Sejarah FIB-UI mengadakan pertemuan/dialog dalam rangka Peringatan Hari Tritura,Undangannya adalah Aktivis Tritura; dari sekian undangan hanya Jopie Lasut dan saya yang hadir,( termasuk panitia tidak lebih dar 30 orang) cukup memprihatinkan.
.Walaupun satu persatu teman2 SH-gie telah dipanggil menghadap Maha Pencipta, seperti Boellie Londa, Dr. Syahrir "Ciil" , Charlie Luntungan, dll, tetapi kami yang tersisa(antara lain Joop Lasut, Tides dan Ernst Katoppo, Jonnes P.Hutabarat, serta beberapa sobat SH-gie lainnya, masih berkeinginan untuk berkomunikasi walaupun hanya melalui Website misalnya dimana kita bisa berdialog dengan generasi sekarang secara langsung dan terbuka.

„We have to keep the ball Running“,


Renungkanlah sajak yang ditulis Soe Hok-gie pada awal 1966:

P E S A N


Mata yang mengantuk ini,adalah mata untuk
memandang wajahmu yang bening seperti riak air.
Tangan yang kasar ini, adalah tangan untuk
membelai rambut halusmu
Dan hati yang marah ini adalah hati untuk
mencintai kau gadis-gadis yang rendah hati

Bersandarlah pada tangan ini
tangan-tangan yang kuat dan terkepal
Dan marilah tengadah kelangit hitam
sambil menghitung bintang-bintang
Atau bicara tentang cita-cita rakyat yang agung
tentang sekolah anak-anak Bu Siti atau cita-cita Pak Miun

Hari ini aku lihat kembali wajah-wajah halus yang keras
yang berbicara tentang kemerdekaan dan demokrasi
Dan bercita-cita menggulingkan Tiran-tiran

Aku mengenali mereka yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
Dan yang tanpa uang mau membasmi korupsi

Kawan-kawan kuberikan padamu cita-ku
dan maukah kau berjabat tangan selalu,
dalam hidup ini . ...?



awal 1966
Soe Hok-gie

Herman O.Lantang
        E-mail : herman_lantang@yahoo.com

4 komentar:

Charlie Romeo mengatakan...

Senang sekali membaca kutipan "We have to keep the ball running" .. apalagi dari angkatan senior yang dulunya memang berasal dari kalangan aktivis peduli bangsa yang idealis dan "tidak palsu".. *maaf terlalu lebay.. hehehe.. :D

Senang sekali rasanya mendengar kesediaan untuk berdialog dengan generasi sekarang.. Karena saat ini mungkin banyak sekali nilai2 perjuangan "idealis sesungguhnya" yang hilang di gilas oleh "idealisme kemarin sore" yang berjuang demi sebuah pengakuan pribadi dan membabi buta, subyektif dan tidak paham akan akar dan substansi..

Alfan/Roy Pane mengatakan...

Revolusi Tsunami! @DES 2004, keep the stories about fight and struggle. Slm kenal bung Herman Lantang?

ajamaluddin mengatakan...

demonstrasi saat ini cuman menenteng nama, menenteng lentera

gagakasep mengatakan...

I love you GIE... I love you Pak Herman Lantang yang baik hati dan melegenda